Pasir Pengaraian (Riauoke.com) Esensialitas dan hakiqat dari peringatan Haul Syekh Ibrahim Al-Cholidi Thoriqot An-Naqsyabadiayah, puncak kegiatannya dilaksanakan,� (17/10/2013), di Surau Suluk Syekh Ibrahim Dusun Kampung Baru, Desa Koto Tinggi, Kecamatan Rambah dapat dilihat dari 3 aspek sebagai perwujudan simbol daerah berjuluk Negeri Seribu Suluk.
Disampaikan, Bupati Rohul Drs. H. Achmad, MSi di Kota Pasir Pangaraian, �(16/10/2013), haul Syekh Ibrahim Al Cholidi Thoriqat An-Naqsyabandiyah, pertama memberi penghormatan terhadap pengembangan agama Islam di Rohul, khususnya ajaran tasauf Thoriqat An-Naqsyabandiyah, mereka termasuk ulama-ulama pilihan dalam pengembangan dakwah Islamiyah di Rohul.
Maka generasi muda atau pewaris daerah ini setidaknya, bisa mencontoh para ulama tasauf itu, sebab konsep mereka mengembangkan ajaran Islam, khususnya ajaran tasauf perlu menjadi tauladan, sebab jika umat di daerah ini beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, maka keberkahan dan rahmat akan diturunkan dari langit dan dipancarkan dari bumi.
Kedua, hikmah dari haul itu, bagi keluarga baik cucu-cicit terdekat, harus bisa mengingat jasa-jasa mengembangkan daerah ini, tentu dengan menanam sikap-sikap untuk membangun akhlak masyarakat, sehingga beriman dan bertqwa kepada Allah, selaku orang terdekat dan keluarganya seudah sewajar tetap menggelar kegiatan itu sebagai wujud rasa hormat terhadap ulama-ulama di Rohul.
Mengingat Syekh Ibrahim termasuk ulama besar pada zamannya, tentu keberadaannya sangat membawa kiromah bagi kelaurganya, �itu sangat terasa sekali bagi keluarga, jika menghadapi masa-masa sulit dan banyak tantangan, jika menziarahi makamnya, seolah-olah memberikan kelapangan dada, secara spontan saja jalan keluar dari permsalahan itu ditemukan solusinya.
� Bagi keluarga ini peringatan Haul Syekh Ibrahim termasuk starting point, sebab tingkah lakunya, pantah menjadi contoh khususnya bagi keluarga, umum bagi masyarakat Muslim di Rohul,� Achmad.
Ketiga, menggali sejarah perjauangan para ulama di Rohul, tidak saja Syekh Ibrahim, juga Syekh Ismail, Syeh Abdul Wahab Rokan dan ulama-ulama besar lainnya, �bagaimana perjuangan dan penderitaan mereka atau duka dan laranya mengembang ajaran Islam di Rohul, khususnya ajaran tasauf, paling tidak bisa memberikan spirit baru.
Rohul punya tokoh-tokoh kebanggaan dari kalangan sufistik, diketahui mereka termasuk orang yang cinta dan dekat pada Allah, mereka selalu ikhlas beribadah dam semata-mata mengaharap ridhonya, bagi masyarakat Rohul tentu bisa mengambil iktribar dari perjuangan mereka menanamkan dan masyarakatkan ajaran suluk tersebut.
� Ilmu tasuaf �seyogyanya tidak hanya dipelajarai �dan diketahui, tapi juga harus diamalkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan ajaran thoriqot maupun tasauf semata-mata semua tingkah laku kita itu diabdikan dan karena Allah, semua aktifitas kita harus kita niatkan untuk ibadah,� pungkas Achmad. (adv/hms)
�