Pekanbaru Riauoke.com) Maraknya peredaran narkoba di Riau memang benar-benar mengganggu masa depan generasi muda. Pekanbaru, sebagai ibu kota Provinsi Riau merupakan tempat peredaran narkoba berbagai jenis mulai, ekstasi, ganja hingga sabu-sabu.
Menanggapi peredaran narkoba di Riau, khususnya di Pekanbaru yang kian hari kian marak, Ketua I Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Nasional Anti Narkotika (DPD Granat) Riau, Herianto kepada Tiraskita dengan tegas mengatakan, pihak Polri dan BNN harus melakukan penangkapan terhadap bandar-bandar besar dan pengedarnya.
Apalagi saat ini Presiden RI Joko Widodo sudah terang-terang menegaskan memerangi narkoba dan menyatakan Indonesia Darurat Narkoba sehingga peredaran narkoba harus diberantas. Bahkan, ujar Herianto, Presiden Jokowi juga menolak grasi hukuman mati terhadap 64 terpidana mati. "Sikap tegas Presiden ini harus kita dukung, agar para bandar, pengedar dan pemakai jera dan kembali ke jalan yang benar," kata Herianto.
Menurut Herianto, di Riau pintu masuk narkoba diduga dari pelabuhan-pelabuhan seperti Dumai, Meranti dan Sungai Duku, dan mereka siap mengedarkan barang-barang haram tersebut di Pekanbaru. Bahkan kata dia tidak menutup kemungkinan ada home industrinya. Untuk itu Herianto minta Polda Riau dan BNN Riau tidak main-main dalam memberantas narkoba di Riau.
"Saya minta Kapolda Riau dan BNN Riau tidak tebang pilih untuk menangkap bandar dan pengedarnya. Itu sesuai dengan penegasan Presiden Jokowi," ujar Herianto yg sehari hari bekerja di Harian Riau Pos
Ditegaskan Heri--sapaannya, bayangkan saja akibat memakai narkoba berapa banyak anak remaja hingga dewasa mengalami kekacauan hidup, bahkan lebih fatal lagi bisa menghancurkan rumah tangga. Dan ironisnya,mereka yang ditangkap, juga masih bisa mengedarkan narkoba dari penjara, pungkas Heri. [] ril