
Pekanbaru (riauoke.com) Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasyim
mengungkapkan kekecewaan dan keprihatinannya kepada Pemerintan Provinsi
Riau dan Pusat, terkait kecilnya alokasi anggaran yang dikucurkan untuk
Kabupaten termuda di Riau itu. Hal itu diungkapkannya saat menghadiri acara
 Musrenbang RKPD Provinsi Riau Tahun 2018, bertempat di Ball Room, Hotel
Aryaduta Pekanbaru, Rabu (28/3/2018).
Hadir dalam kegiatan itu, Wakil Gubernur Riau H. Wan Thamrin Hasyim,
Sekretaris Daerah Kepulauan Meranti Yulian Norwis SE MM, Sekdaprov Riau
Ahmad Hijazi, Dirjend. Bina Keuangan Daerah Kemendagri Syarifuddin, Deputy
Menteri Bappenas Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Ir. Arifin
Rudiyanto, Forkopimda Riau, Ketua Parpol, Legislator, kalangan Akademisi
dan Perbankan.
Dihadapan Plt. Gubernur Riau, Wakil Bupati Meranti H. Said Hasyim,
mengungkapkan, sebagai sebuah Kabupaten dengan angka kemiskinan tertinggi
di Provinsi Riau yang mencapai 28.9 Persen, harusnya Meranti mendapat
perhatian khusus. Apalagi Meranti berada didaerah perbatasan yang telah
ditetapkan sebagai kawasan strategis Nasional, namun kenyataannya cukup
menyedihkan, Meranti justru mendapat alokasi anggaran paling kecil baik
dari APBD Provinsi Riau maupun APBN
Selain itu Meranti merupakan satu satunya Kabupaten Kepulauan di Riau, yang
hingga saat ini masih terisolir karena hanya terbuka akses 4 jam sehari
menggunakan angkutan laut, 2 jam menuju Pekanbaru, dan 2 jam menuju Batam,
dan setelah pukul 2 siang Meranti tutup.
Lebih jauh dijelaskan Wakil Bupati, kepada Deputy Bappenas Bidang
Kemaritiman dan Sumber Daya Alam serta seluruh pengambil kebijakan yang
hadir dalam Musrenbang kali ini, Meranti juga merupakan kawasan Gambut yang
berada di muara sungai Siak, berhadapan langsung dengan Selat Malaka dan
Singapura yang hanya berjarak 90 KM.
Setiap harinya daerah yang berada di Selat Malaka, satu diantara pelabuhan
terpadat didunia itu, dilalui oleh 400-500 Kapal yang lalu lalang dari
seluruh dunia.
"Namun meski berbatasan langsung dengan Selat Malaka dan negara tetangga
Singapura dan Malaysia kondisi real sangat bertolak belakang, Meranti
merupakan Kabupaten termiskin di Provinsi Riau," ujar Wakil Bupati H. Said
Hasyim.
Ditetapkannya Meranti sebagai kawasan strategis Nasional sejauh ini, hanya
simbol saja pasalnya belum satupun proyek strategis Nasional yang
terealisasi di Meranti.
"Meski ditetapkan sebagai kawasan startegis Nasional namun belum ada satuun
program strategis Nasional yang dijalankan," aku Wakil Bupati.
Adapun masalah strategis di Meranti yang sangat butuh perhatian dikatakan
Wakil Bupati H. Said Hasyim, adalah keterbatasan infrastruktur, khususnya
infrastruktur penghubung seperti jalan dan jembatan. Hal ini dinilai sangat
krusial karena kondisi daerah yang berpulau menyebabkan sebagian besar Desa
dan Kecamatan yang ada di Meranti terisolir.
"Bahkan ada salah satu daerah yang mana untuk menempuh perjalanan ke
Kabupaten harus membawa uang 500 ribu rupiah sebagai ongkos P-P, itupun
hanya bisa dilalui siang, jika ada orang sakit malam dan butuh perawatan
bisa bisa keduluan meninggal," ungkap Wakil Bupati.
Selain itu masalah yang juga perlu menjadi perhatian Pemerintah Provinsi
dan Pusat adalah, abrasi yang terus melanda daratan Meranti, yang mengancam
batas teritorial Indonesia karena setiap tahun sepanjang 12 Meter daratan
habis dimakan abrasi.
"Abrasi di Meranti sangat luar biasa, mengancam batas teritori negara, ini
harus menjadi perhatian kita semua," paparnya.
Sejauh ini meski diberi angin segar, sebagai kawasan perbatasan, strategis
Nasional, beranda terdepan Indonesia dan masuk kedalam Nawa Cita Presiden
Jokowi. Pastinya Kabupaten Meranti belum merasakan perhatian dari
Pemerintah Pusat. Untuk itu dihadapan jajaran Pemprov Riau dan perwakilan
pemerintah pusat yang hadir. Wakil Bupati Meranti H. Said Hasyim kembali
berharap Meranti lebih diperhatikan agar mampu mengejar ketertinggalan dan
berdiri sejajar dengan Kabupaten lainya di Indonesia.
"Kami berharap kedepan Meranti mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat,
tidak seperti saat ini meski sudah mengajukan berbagai proposal namun tetap
saja Bankeu yang diperoleh Meranti paling kecil dibandingkan daerah
lainnya," ucap Wabup, dengan nada kecewa. (Humas Meranti).
Wednesday, 12 February 2025