
Jakarta (riauoke.com)- Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Drs H Irwan Nasir, M.Si menjadi inisiator terbentuknya Fokus- Kapassindo (Forum Komunitasi Kabupaten Penghasil Sagu Seluruh Indonesia ), Fokus -Kapassindo ini berada di bawah
Apkasi.
Tujuan di bentuknya Fokus Kapassindo ini untuk memajukan persaguan nasional sebagai pendukung dan penyangga sumber pangan dan energi alternatif yang
mampu memperkuat kedaulatan lengan dan energi nasional.
Pertemuan ini digelar untuk memajukan Persaguan Nasional sebagai pendukung dan penyangga sumber pangan dan energi alternatif yang mampu memperkuat kedaulatan pangan dan energi Nasional ,11 Kabupaten penghasil sagu di Indonesia terdiri dari
Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Lingga, Kabupaten Bupati Luwu Utara, Kabupaten Sorong, Kabupaten Sorong Selatan,
Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Jayapura , Kabupaten Nabire , Kabupaten Mimika, Kabupaten Serdang Bedagai membuat Forum Komunikasi Kabupaten
Penghasil Sagu Seluruh Indonesia yang di singkat dengan Fokus-Kapassindo,yang mana pada hari ini Kamis (05/04) menjadi hari bersejarah lahirnya.
Dalam Fokus Kapassindo, yang mana Bupati Kepulauan Meranti Drs H Irwan Nasir M,Si menjadi Ketua Dan Bupati Luwu Utara Hj Indah Putri Indriani S.IP, M,Si menjadi Sekretaris Sementara FOKUS KAPASSINDO.
Fokus Kapassindo bertempat di Sekretariat Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Jakarta.
Adapun tugas pokok dari dari Fokus Kapassindo adalah bekerjasama dengan berbagai pihak dalam melakukan kegiatan penelitian, pengkajian, penerapan,
Penguatan, pendampingan ,pengembangan dan promosi dalam upaya pengelolaan sagu yang berkelanjutan, juga membangun dan menumbuh Kembangkan Kelembagaan
sagu rakyat yang mandiri dan produktif, serta mensenerjikan dengan perusahaan sagu nasional agar persaguan nasional mempunyai ke unggulan dan
daya saing di tingkat Internasional .
Menurut Ketua sementara Fokus Kapassindo Drs Irwan Nasir M,Si mengatakan sagu belum termasuk sebagai Komoditas Perkebunan Strategis Nasional Maka sudah saatnya
harus masuk dalam komoditas perkebunan strategis Nasional.
Maka dari pada itu dibentuklah Fokus Kapassindo biar secara sinergi dapat menempatkan sagu menjadi prioritas strategi Nasional sebagai alternatif
pangan dan energi. Dan Beliau akan mengundang 11 Kabupaten sebagaiinisiator Fokus KapassindoPASSINDO dan 70 Kabupaten penghasil Sagu seluruh
Indonesia dalam waktu dekat ini untuk membentuk kepengurusan defenitif Fokus Kapassindo agar manaikan sagu Dimata Internasional .
Selaras dengan Keterangan yang di sampaikan oleh Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Drs.Irwan Nasir ,MSi , Prof. Bintoro yang telah melakukan
uji coba dan penelitian tentang sagu, bahwa sagu dapat sebagai pengganti beras, dapat di buat gula cair dan berbentuk tepung, juga sebagai bahan
bakar dan banyak lagi yang lainnya, maka dari pada itu Sagu harus menjadi prioritas Pemerintah Indonesia.
Dilihat pentingnya isu sagu ini diangkat di permukaan Prof Riyaas Rasyid sebagai PENASEHAT Khusus Apkasi mendorong terbentuknya Fokus Kapassindo ini
beliau mengatakan bahwa sagu adalah potensi yang tersembunyi yang Allah berikan dan harus diangkat Kembali di permukaan yang dapat menjadi kekuatan
pangan di Indonesia, maka beliau sangat mendukung terbentuk forum ini agar sagu juga di jadikan prioritas seperti halnya beras, jangung San kedele.
Begitu juga yang disampaikan oleh PT.National Sago Prima yang telah melakukan budidaya sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti mengatakan Bahwa
sagu yang mereka kelola menjadi tepung telah di ekspor ke Jepang, itu pertanda bahwa sagu dapat di terima di Internasional , Hanya saja sagu
harus mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Indonesia.
Turut hadir Prof. Riyaas Rasyid Penasehat khusus Apkasi dan Prof Bintoro yang merupakan akademisi yang peduli dengan sagu yang menamakan masyarakat
Sagu Indonesia, Bupati Luwu Utara Hj Indah Putri Indriani, S.IP,M,Si, Bupati Jaya Pura Mathias Awoitauw, SE, M,Si, Sekda Indragiri Hilir H.Said
Syarifuddin, Kadis Ketahanan Pangan Prov Riau Darmansyah. [] humas
Rabu, 23 April 2025