PEKANBARU (riauoke.com)-Komisi Komunikasi dan Informasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pekanbaru menyelenggarakan seminar tentang Pengendalian Berita Hoax Menjelang Pemilu 2024, Rabu (13/09/2024), diikuti sejumlah unsur masyarakat, ormas Islam dan dakwah, BEM dan pelajar.
Ketua MUI Pekanbaru Prof Dr H Akbarizan dalam sambutannya mengatakan, tema ini penting untuk diangkat agar umat Islam paham dan dapat memilah informasi yang ia dapat. Ia juga mengimbau masjid-masjid untuk turut membicarakan tentang politik.
“Setiap berita yang masuk, jangan langsung dipercaya. Banyak berita bohong tersebar di media sosial. Kita harus pandai menyaringnya agar tidak menjadi korban. Sebagai Ketua MUI, saya berkepentingan untuk memastikan bahwa pemimpin di Pekanbaru ini adalah orang yang beriman," tegasnya.
Sementara Komisioner KPU Pekanbaru Anton Merciyanto membagikan pengalamannya menghadapi Pemilihan Presiden 2019 yang diselimuti banyaknya berita hoaks. Baik hoaks tentang kontestan maupun KPU sebagai komisi yang mengurusi penyelenggaraan pesta demokrasi ini.
“Hoaks dapat mengancam eksistensi pemilu, karena menurunkan kepercayaan public terhadap penyelenggara pemilu. Hoaks juga berkontribusi meningkatkan potensi kerawanan yang berpengaruh kepada stabilitas keamanan dan ketahanan nasional,” katanya.
Narasumber kedua dalam seminar ini adalah Cecep Suryadi, mantan anggota KIP Pusat. Cecep mengatakan, Riau termasuk 10 daerah di Indonesia yang paling rawan terpapar hoaks. Hal ini dapat dilihat dari target KPU Riau atas partisipasi pemilih pada 2019 lalu yang hanya 77,5 persen. Walaupun target itu pada akhirnya terlampaui, namun angka 77,5 persen itu menandakan tidak semua orang yang terdaftar sebagai pemilih yang menggunakan hak pilihnya.
Kabar baiknya, semakin ke sini, masyarakat semakin kritis dengan informasi yang mereka terima di media sosial, yang menjadi sumber penyebaran hoaks paling besar. Sebuah survei menyebutkan, empat dari 10 orang yang menerima sebuah informasi akan mencari fakta pembanding dan kebenaran informasi tersebut.
Untuk membantah berita hoaks ini, Cecep mengatakan, sodorkan fakta yang benar. klarifikasi sesuai konteksnya, lakukan verifikasi alamat situs berita yang dibaca.[]yan